Newest Post
Selasa 27 November 2012
Hari kedua ulangan umum
Berita burung di pagi hari telah membawa kabut kelam bagi beberapa temanku
mungkin hal ini berita baik bagi dua insan itu
namun ada dua hati lainnya yang hancur
pagi ini aku melihat Gung Ray terselimuti kabut gelap
perih dihatinya terasa sampai hatiku
sakitnya menusuk
ulanganpun ia masih terselimuti perkara
saat itu aku melihat
sosoknya yang biasanya tegar
menjadi begitu rapuh
lemah
seakan-akan dapat dengan mudahnya hancur jika disentuh ujung jari saja
saat itu ia menulis
menulis dan terus menulis
pelampiasan dari harinya yang hancur
tergambar jelas diatas kertas buram itu
ia mungkin saja tertawa
namun getir hatinya tetap terlihat
cinta memang begitu
pedih yang terasa, melebihi senang yang tergambar di awal
Tara
keakutannya selama ini terjadi sudah
hati yang telah dijaganya baik-baik, harus ia relakan
tanpa kata ia menangis
perih dihatinya juga jelas tergambar
entah apa yang ia katakan bahwa ia tegar, bagiku ia terlihat sangat... sangat...
mengenaskan saat ini...
cinta memang begitu, menjadi yang tak terpilih memang merupakan luka berat..
aku hanya berharap kamu dapat mengerti
apa yang secara jelas aku ucapkan didepanmu
tak sedikitpun aku berniat untuk pergi
untuk mencari tambatan yang lain
namun kamu tetap begitu
ketakutan dengan halusinasimu yang kamu ciptakan sendiri
mengurungku dalam sangkar ketakutanmu
membelenggu
menjerat
tak bisakah sedikit kamu rasakan
aku yang menderita
aku yang mengerti atas segala rasamu
kamu tak mau mengerti
kamu tak mau pahami
karena kamu hanya hidup dalam ketakutanmu
ketakutan yang kamu ciptakan sendiri
ketakutan yang tanpa kau sadari telah sejak lama membunuhku
membunuh diriku yang sebenarnya
dan ketika aku berkaca
yang aku lihat bukan diriku
tapi cerminan darimu
cerminan dirimu yang membelengguku
aku menyayangimu
tidak cukupkah rasa ini untukmu?
harus dengan apa lagi tunjukkan?
harus bagaimana lagi?
Post a Comment