Newest Post
// Posted by :iswaramba
// On :Friday, February 21, 2014
Beberapa hari ini bisa dibilang merupakan hari sial
atau aku lebih suka menyebutnya dengan fase bawahku. Dimulai dengan kondisi
badan yang drop gara-gara cuaca tidak mendukung lantas disusul dengan rusaknya
teman sejatiku –laptop-. Bisa dibilang kiamat buat ku – anak asrama dengan
ketergantungan parah pada laptop- menjalani hari tanpa laptop adalah sebuah
kejadian tragis yang patut untuk disimpan, diarsipkan agar bisa suatu hari aku
ceritakan pada anak cucuku kalau tetuanya ini merupakan manusia modern yang
tidak bisa hidup tanpa berada dalam ruang lingkup perkembangan teknologi yang
semakin mengganas. Oke, topic mulai berat dan tidak bisa dimengerti akal sehat
manusia normal.
Ehm, belakangan ini aku juga mulai
terpengaruh dalam dunia fantasi mitologi kuno. Gara-garanya membaca buku serial
Percy Jackson yang ditulis sama Rick Riordan. Dan setelah lama membaca buku
tersebut, aku merasa kalau diriku ini emang seorang demigod yang sedang
mengemban misi penting sehingga identitasku tidak terlacak oleh para monster
dan Cyclops gila kelaparan yang suka makan demigod. Setelah membaca lagi dengan
lebih khusyuk, aku lebih percaya kalau ayah dewaku adalah Hypnos – sang dewa
tidur- . tidak lain tidak bukan gara-gara hobby parahku yaitu tertidur dan
mengantuk selalu dimanapun dan dalam kondisi apapun serta kapasitas tidurku
yang unlimited tidak terhingga. Dan imajinasiku sudah merasakana kalau ayah
sudah mengakuiku beberapa hari yang lalu. Dan mungkin dipostingan selanjutnya
bakalan aku ceritakan lebih rinci lagi tentang Percy Jackson ini.
Dan juga beberapa hari ini aku
belajar beberapa hal yang penting dalam mempertahankan hidup di dunia yang
kejam ini.
Jangan
pernah menggantungkan harapanmu pada seseorang, siapapun itu.
Terkadang
berharap itu emang sangat indah. Ketika kita membayangkan seseorang yang dekat
dengan kita bisa mengerti apa yang kita inginkan atau pikirkan, dunia terasa
lengkap. Namun sering kali yang terjadi adalah putus harapan karena apa yang
kita pikirkan selalu berbanding terbalik dengan hal nyata yang terjadi
setelahnya. Pernah merasakan ini?
Aku
bukan penghasut yang mengharapkan semua orang tidak memiliki rasa percaya pada
orang lain. Aku hanya ingin menekankan bahwa banyak hal yang lebih baik
dilakukan sendiri tanpa campur tangan dari orang lain. Terlalu pahit mengetahui
bahwa harapan itu Cuma akan berakhir sebagai harapan dan mati dengan nama
harapan. Pada suatu hari nanti manusia akan cenderung menjadi kaum individualis
karena keadaan yang tidak meyakinkan menjadi sosialis. Dan kini aku masih berusaha
untuk menjadi individualis saja.
Post a Comment