Newest Post

// Posted by :iswaramba // On :Friday, December 18, 2015

Rutinitasku berjalan seperti biasa, keluar dari rumah kost, berjalan sebentar ke jalan Ir H Juanda, naik angkot kelapa-dago, turun di depan rumah sakit borromeus, membayar sebanyak 2000 rupiah dan berjalan  lagi menuju jalan Ganeca dengan Jahim Merah kebanggan. Aku sudah lupa sejak kapan, kebiasaan itu berlangsung, setiap kulewati lapaknya Ibu itu selalu tersenyum padaku. Ibu penjual jus dekat kampus yang lapaknya cukup jarang disambangi oleh mahasiswa karena letaknya yang agak jauh dari pintu-pintu masuk kampus. Senyumnya sangat ramah dan meneduhkan, padahal tak cukup sering aku berbelanja di lapak Ibu itu namun begitu banyak rasanya yang ia beri.

Pernah sekali waktu aku berada ada angkot yang sama dengan Ibu itu. Ibu itu langsung mengenaliku dan menyalamiku dengan sangat gembira sembari mengajak berbasa-basi. Itu masih pagi, ia baru saja selesai membeli buah untuk lapaknya. Selain dari jus, penghasilan ibu itu juga dari buku bekas yang ia jual, buku itu ia tata di atas meja dan juga di bagasi mobil cary yang ia buka dengan lebar. Namun lagi-lagi tak pernah sekalipun kulihat ada yang membeli buku-buku itu.

Yang aku tahu ibu ini memiliki seorang anak gadis yang masih SMA. Berdasarkan cerita Ibu ini, anaknya masih kelas 2 SMA. Sering aku melihat anak ini berjualan bersama Ibunya, terkadang sampai malam menyambut masih kulihat mereka menunggui lapak dengan dibalutkan jaket tebal. Kadang kala malam aku juga membeli jus karena jus wortel ibu ini benar-benar masuk seleraku, percakapan ia dengan anaknya sangat hangat, sangat akrab, terkadang ini menjadi obat tersendiri untukku yang jauh dari rumah dan rindu akan percakapan dengan mama.

Minggu UTS mulai menyerang, sore hari aku berjalan menuju kampus untuk ujian. Masih dengan rutinitas yang sama, saat kulewati lapak Ibu itu, Ibu itu tidak ada, yang ada hanyalah anaknya. Ia duduk dibangku taman yang terbuat dari besi sambil menunduk membaca buku pelajaran. Kulihat sampul bukunya itu adalah buku kimia. Aku sempat terhenyak. Sempat kubandingkan diriku sendiri dengan anak ibu itu. Kenapa? karena sering aku merasa malas untuk belajar, apalagi menjelang ujian, sering aku merasa ingin bolos kuliah karena jenuh dan penat. Namun setelah kulihat anak itu yang setiap hari menunggui lapak jus dari pagi hingga malam dan ia harus "mencuri" waktu belajar di sela-sela itu aku merasa malu. Terkadang waktu banyak yang kumiliki tidak kugunakan dengan baik tapi hanya kusia-siakan untuk hal-hal yang tidak bermanfaat. Semoga dengan kejadian ini aku bisa berbenah dan menjadi lebih baik.

// Copyright © San'say Orstegile Blog //Anime-Note//Powered by Blogger // Designed by Johanes Djogan //