Newest Post

// Posted by :iswaramba // On :Monday, May 9, 2016

Minggu UTS telah datang, tentunya suasana kampus dan sekitarnya jadi lebih tenang dari biasanya dan intensitas melihat mahasiswa yang berjalan sambil membaca buku akan meningkat. Banyak pula pemandangan mahasiswa-mahasiswa yang yang kantung matanya menghitam akibat bergadang maraton. Tidak terkecuali juga saya, pergi kekampus sudah tidak sempat lagi untuk terlihat modis apalagi berdandan. Mandi di pagi hari yang dingin saja sudah syukur. Intensitas membaca buku juga semakin meningkat. Tak jarang saya menjadi bulan-bulanan teman yang lain karena terlalu sering terlihat belajar dan membaca. Ujaran-ujaran seperti:
"Gile-gile ambis bener"
"Ngapain belajar San?" sampai
"Belajar apa? wah gampanglah itu, gausah belajar" pun kerap saya dengar dari teman-teman saya. Kalimat-kalimat tersebut tak jarang membuat saya terbuai untuk tidak belajar karena sebagian teman-teman di lingkungan pergaulan saya terlihat sangat santai. Namun untungnya rasa mawas dan deg-degan takut mendapat nilai jelek masih saya rasakan.

Mencontek. Kata yang mungkin akrab di dengar di kalangan pelajar. Mencontek adalah perbuatan atau aktifitas mendapatkan jawaban "haram" saat sedang ulangan atau melakukan pekerjaan yang sifatnya individual. Di kampus saya sendiri , perbuatan ini merupakan kejahatan akademik yang berat dan akan di kenai sanksi yang tegas jika pelakunya tertangkap. Namun apakah sanksi yang tegas itu benar-benar membuat para pelakunya takut?

Kenyataannya para pelaku tersebut tidak pernah kapok. Hampir di setiap ujian yang ada bahkan pada ujian yang soal-soalnya sama persis dengan tahun lalu masih saja ada yang melakukan tindakan tersebut. Berbagai cara dan trik digunakan, mulai dari membuat catatan hingga nekat melihat HP. Apakah yang menyebabkan hal ini terjadi?

Nilai. Angka praktis yang mampu mengukur kemampuan otak dari tiap mahasiswa atau pelajar. Angka yang akan membuktikan orang tersebut masuk dalam golongan mana, apakah bodoh atau termasuk manusia pintar dengan nilai IP yang tinggi. Nilai yang katanya akan membantu membukakan jalan orang tersebut untuk mencari kerja nantinya. Jika pada tahap mahasiswa ada gelar "cum laude" yang nantinya dapat disandang dan diagung-agungkan saat ia di wisuda.


"Kejujuran itu gratis, sementara ketidakjujuran selalu berbayar." 

(Michael Josephson)


Tapi apakah kalian para pelaku akan bangga menyandang status itu jika cara mendapatkannya saja sudah sangat memalukan? Akankah kalian akan tersenyum puas akan "hasil curian" yang kalian lakukan? mungkin nilai besar itu akan membantu kalian untuk memasuki dunia kerja, tapi apakah nilai ghaib itu akan menyelamatkan kalian selama kalian bekerja nantinya?


"Kejujuran tak akan melukai siapapun; sementara kebohongan hanya melukai si pembohong." 

(Anonim)


Mungkin akan ada rasa senang saat kalian mendapatkan nilai yang besar, tapi buktikanlah kawan. Kesenangan itu tidak akan seberapa jika dibandingkan dengan ketakutan yang akan kalian alami. Ketakutan akan ketahuannya tindakan kalian. Ketakutan yang menurut saya akan membawa kalian lebih dalam ke penderitaan mental pada masa yang akan datang.

Percayalah, bahwa jika sekali kalian melakukan hal ini, maka kalian tidak akan dapat berhenti dan selalu ingin untuk melakukan hal tersebut mau bagaimanapun caranya. Akan ada rasa "ketagihan" untuk melakukan hal tersebut demi tetap menyandang nilai yang besar. Akan ada banyak sekali ketakutan-ketakutan yang muncul.

Hey kawan, tidak ada salahnya untuk berusaha sendiri. Tidak ada salahnya untuk memiliki nilai standar tapi dengan kemampuan sendiri. Percayalah, kebanggan akan diri kalian akan berlipat ganda jika kalian mendapatkan nilai tersebut dengan usaha kalian sendiri. Suatu saat kalian akan sangat bangga dan menceritakannya pada anak cucu kalian nantinya. Apakah kalian tidak akan malu jika bercerita pada anak kalian nantinya bahwa IP besar yang kalian dapatkan hasil dari berbuat curang? Atau akankah kalian juga akan mengajarkan mencontek pada anak-cucu kalian nantinya?

// Copyright © San'say Orstegile Blog //Anime-Note//Powered by Blogger // Designed by Johanes Djogan //